Dikutip dari Buku Biologi Dasar yang disusun Joko Waluyo dan Dwi Wahyuni, sel berasal dari kata latin cella, yang berarti ruangan kecil Sel ditemukan oleh Robert Hooke, yang melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus (terdapat ruangan-ruangan kecil yang menyusun gabus tersebut). Dari pengertian tersebut sel tumbuhan adalah suatu unit satuan kecil memiliki selaput tipis yang didalamnya terdapat larutan koloid senyawa kimia. Dilansir laman Guru Belajarku, sel tumbuhan merupakan kelompok sel eukariotik, yaitu kelompok sel yang mempunyai materi genetik (DNA) yang dibaluti atau dibungkus oleh membran.
(Gambar sel tumbuhan foto: Kemendikbud)
Fungsi Sel Tumbuhan
Mengatur semua aktivitas tumbuhan.
Berperan langsung dalam proses tumbuh kembang tumbuhan.
Menyimpan dan membawa sifat genetik tumbuhan.
Menyusun dan menjaga bentuk tubuh tumbuhan.
Struktur sel tumbuhan
Bagian sel tumbuhan dan fungsinya
Berikut penjelasan bagian-bagian sel tumbuhan dan fungsinya yang dirangkum Medcom.id dari Sumber Belajar Kemendikbud.
1. Dinding Sel
Dinding sel hanya ditemui pada sel tumbuhan. Dinding sel disusun oleh selulosa saat sel masih muda. Sejalan dengan proses pertumbuhan dan perkembangannya sel akan mengalami penambahan zat lignin (lignifikasi) sehingga dinding sel menjadi kuat dan liat. Oleh sebab itu dinding sel digunakan untuk melindungi dan memberi bentuk sel. Antar dinding sel yang berdekatan ditembus oleh pori kecil yang disebut noktah. Di dalam noktah ini terdapat pemanjangan sitoplasma yang menembus antar sel dan disebut plasmodesmata, yang berfungsi sebagai penghantar rangsang antar sel tumbuhan.
2. Membran plasma
Membran plasma merupakan bagian terluar dari sel, fungsinya antara lain sebagai berikut:
Sebagai pelindung sel agar isi sel tidak keluar meninggalkan sel.
Mengontrol zat-zat yang akan masuk maupun yang akan keluar meninggalkan sitoplasma. Mengendalikan pertukaran zat antara sitoplasma dengan lingkungannya
Menjadi tempat beberapa reaksi, misalnya reaksi terhadap cahaya matahari dan reaksi oksidasi dalam respirasi.
Sebagai reseptor atau penerima rangsang dari luar, seperti hormon dan bahan kimia lainnya, baik zat tersebut berasal dari lingkungan luar sel ataupun bagian lain dari dalam sel itu sendiri.
Membran plasma tersusun atas lipid, protein, dan karbohidrat. Lipidnya terutama berupa fospolipid yang merupakan molekul-molekul amfifilik artinya setiap molekul mengandung "kepala" hidrofilik dan "ekor" hidrofobik. membran plasma mempunyai lapisan ganda fosfolipid dimana kepala hidrofilik menghadap ke arah air pada setiap sisi, sedangkan ekor hidrofobik terlindung dari sentuhan air. Membran memiliki dua jenis protein, yaitu:
Protein integral menembus di antara lapisan fosfolipid, berfungsi sebagai transpor yang membawa zat-zat terlarut yang dibutuhkan sel.
Protein periferal menempel di lapisan fosfolipid.
Pada bagian sel yang menghadap keluar sel, terdapat karbohidrat yang melekat pada protein atau bagian kepala fosfolipid. Karbohidrat yang berikatan dengan protein disebut glikoprotein, sedangkan yang berikatan dengan fosfolipid disebut glikolipid. Membran plasma secara aktif menentukan zat-zat mana yang dapat dilaluinya dan sekaligus menahan zat mana yang tidak dapat dilaluinya. Sifat ini disebut diferensial semipermeabel atau selektif permeable. Dengan cara inilah membran plasma berusaha mempertahankan bentuk dan reaksi-reaksi kimia dalam sel sehingga proses metabolisme dapat berjalan terus.
3. Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran plasma. Sitoplasma terdiri dari air, protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan kimia sel yang penting bagi metabolisme sel, seperti enzim-enzim, ion-ion, gula, lemak dan protein. Pada sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat sitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli, serta sitosol yang berupa cairan tempat organel melayang-layang di dalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi (glikolisis atau pemecahan glukosa, sintesis protein, dan sintesis asam lemak) serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel. Sitoplasma sangat dinamis dan senantiasa bergerak. Sitoplasma mengandung senyawa organik untuk kehidupan, ion-ion, gas, molekul-molekul kecil seperti garam, asam lemak, asam amino, gula nukleotida, vitamin, serta protein dan RNA sehingga berbentuk larutan. Larutan tersebut mengakibatkan sitoplasma senantiasa bergerak secara acak, yang dikenal dengan Gerak Brown. Gerak acak ini dipengaruhi oleh muatan listrik ion-ion (elektroforesis).
4. Nukleus
Nukleus merupakan organel sel terbesar yang mengandung informasi genetik berupa DNA, dan berbentuk bulat hingga oval bergantung jenis selnya. Nukleus biasanya terletak di tengah sel. Nukles adalah organel yang amat vital bagi kehidupan, yaitu mengendalikan seluruh kegiatan sel. Beberapa bagian penting dari nukleus, yaitu: Membran inti, terdiri atas dua lapis yang berfungsi sebagai pembungkus sekaligus sebagai pelindung inti. Membran luarnya mempunyai hubungan langsung dengan Retikulum Endoplasma. Pada membran inti terdapat pori-pori yang memungkinkan terjadinya pertukaran zat antara membran inti dengan sitoplasma. Nukleoplasma, merupakan cairan inti berbentuk gel yang kaya akan ion-ion, protein, enzim, nukleotida, dan benang-benang kromatin. Benang-benang kromatin yang memendek, menebal, dan mudah menyerap zat warna disebut kromosom. Di dalam kromosom tersimpan untaian DNA yang terikat pada protein dasar yang dikenal dengan histon. Nukleolus, bagian ini tersusun atas kumpulan gen-gen yang memberikan kode RNA ribosom. Sebagai pemberi kode RNA ribosom, struktur ini berfungsi untuk merangkai subunit-subunit penyusun ribosom. Nukleolus (anak inti) terbentuk pada saat terjadi prosess sintesis transkripsi (sintesis RNA) di dalam nukleus.
5. Retikulum Endoplasma (RE)
Retikulum berasal dari kata reticular yang berart anyaman benang/jala, karena terdapat memusat pada bagian sitoplasma (endoplasma), maka disebut retikulum endoplasma (RE). Retikulum endoplasma merupakan sistem membran kompleks yang tersusun tidak beraturan membentuk jaring-jaring kerja (retikulum), yang terdapat dalam sitoplasma sel eukariotik. Organel ini berfungsi sebagai saluran di dalam sitoplasma yang menghubungkan nukleus dengan membran plasma.
6. Ribosom
Ribosom merupakan organel kecil di dalam sel dengan diameter ±20nm. Ribosom terdapat bebas di dalam sitoplasma maupun melekat pada membran RE ketika proses sintesis protein sedang berlangsung. Jika proses sintesis protein tidak sedang berlangsung ribosom dalam bentuk sub unit kecil dan sub unit besar.
7. Sentriol
Sentriol hanya di jumpai pada sel hewan dan dapat dilihat ketika sel mengadakan pembelahan. Organel ini terdiri atas sepasang badan berbentuk tabung (silinder) dan merupakan suatu kesatuan yang disebut sentrosom. Sentriol mengandung mikrotubulus yang terdiri atas sembilan triplet, terletak di dekat nukleus. Sentriol ini berperan dalam proses pembelahan sel dengan membentuk benang spindel.
8. Badan Golgi
Organel ini membentuk struktur seperti jala yang kompleks. Badan Golgi berfungsi untuk:
Mengangkat dan mengubah secara kimia materi-materi yang terdapat di dalamnya
Menghasilkan lendir, lilin pada tanaman perca, dan sekresi yang bersifat lengket karenanya pada sel kelenjar jumlah badan golgi lebih banyak. Kadang-kadang berperan dalam transpor lemak Sekresi protein, glikoprotein, karbohidrat, dan lemak.
(Badan golgi foto: sumber rumah belajar kemendikbud)
9. Lisosom
Lisosom (lyso = pencernaan, som = tubuh) adalah organel sel berbentuk kantong kecil agak bulat dan dibatasi oleh sistem membran tunggal. Organel ini terdapat pada hampir semua sel eukariotik, terutama pada sel-sel hewan yang fagositik (bergerak bebas). Lisosom mengandung banyak enzim pencerna hidrolitik, seperti protease, nuklease, lipase, dan fosfatase yang dibentuk oleh retikulum endoplasma kasar. Enzim-enzim tersebut akan dikirim ke dalam badan golgi. Lisosom berfungsi untuk:
Mencerna materi yang diambil secara endositosis
Autofagi, yaitu menghancurkan zat atau materi yang tidak dibutuhkan di dalam sel
Eksositosis, yaitu pembebasan enzim ke luar sel, misalnya ini terjadi pada penggantian tulang rawan pada perkembangan tulang keras.
Autolisis, yaitu penghancuran diri sel dengan cara membebaskan semua isi lisosom dalam sel, misalnya pada peristiwa metamorfosis berudu yang menginjak dewasa dengan menyerap kembali ekornya.
10. Mitokondria
Mitokondria merupakan organel sel yang bentuknya beraneka ragam yaitu oval,bulat, silindris, seperti gada dan ada yang tidak beraturan. Strukturnya sangat kompleks. Organel ini merupakan tempat berlangsungnya respirasi aerobik dalam sel. Mitokondria terlindung oleh membran ganda dan di dalamnya terdapat cairan yang disebut matriks. Membran dalamnya berlekuk-lekuk disebut krista, struktur yang berlekuk-lekuk seperti ini berfungsi untuk memperluas permukaan sehingga proses respirasi lebih banyak.
11. Plastida
Plastida merupakan organel yang hanya terdapat di dalam sel tumbuhan. Organel ini berisi pigmen atau pemberi warna. Plastida yang berisi pigmen klorofil disebut kloroplas, berfungsi sebagai organel utama penyelenggara proses fotosintesis. Kromoplas adalah plastida yang berisi pigmen selain klorofil, misalkan karoten, xantofil, fikoerithrin, atau fikosantin, dan memberikan warna pada mahkota bunga atau warna pada alga. Plastida yang tidak berwarna disebut leukoplas, termodifikasi sedemikian rupa sehingga berisi bahan organik. Ada beberapa macam leukoplas berdasar bahan yang dikandungnya: Amiloplas berisi amilum Elaioplas (lipoplas) berisi lemak Proteoplas berisi protein.
12. Kloroplas
Kloroplas adalah bagian sel yang hanya ada pada tumbuhan. Kloroplas adalah istilah kolektif untuk organel yang berguna untuk membawa pigmen. Struktur sel ini berbentuk bulat lonjong dan mengandung pigmen klorofil hijau. Klorofil tersebut bermanfaat untuk membuat tumbuhan agar bisa berfotosintesis. Selain berbentuk bulat lonjong, ada juga kloroplas yang berbentuk pipih atau bulat. Kloroplas memiliki dua membran yaitu membran dalam dan luar. Di dalam membran terdapat stroma dan tilakoid. Stroma merupakan cairan yang dapat mengisi rongga dalam kloroplas dan tilakoid tersusun atas kantung kecil yang ditumpuk.
13. Badan mikro
Badan mikro memiliki ukuran yang hanya bergaris tengah 0,3-1,5 µm. Badan mikro diselubungi oleh membran tunggal yang berisi enzim katalase dan oksidase. Organel ini berukuran sebesar lisosom dan memiliki dua tipe, yaitu peroksisom dan glioksisom. Peroksisom senantiasa berhubungan dengan organel lain serta banyak mengandung enzim katalase dan oksidase. Pada tumbuhan terdapat dalam berbagai tipe sel. Peroksisom berperan dalam oksidasi substrat, metabolisme lemak menjadi karbohidrat, dan perubahan purin dalam sel. Glioksisom terdapat pada sel tumbuhan terutama pada jaringan yang mengandung lemak seperti biji-bijian berlemak. Glioksisom menghasilkan enzim katalase dan oksidase. Fungsinya adalah untuk mengoksidasi asam lemak menjadi gula yang berguna untuk pertumbuhan tanaman.
14. Vakuola
Vakuola merupakan rongga yang terbentuk di dalam sel, dan dibatasi membran yang disebut tonoplas. Pada tumbuhan vakuola berukuran besar seperti pada sel-sel parenkim dan kolenkim. Umumnya berisi alkaloid, pigmen anthosianin, tempat penimbunan sisa metabolisme, ataupun tempat penyimpanan zat makanan.
Sel Hewan – Pengertian, Bagian, Fungsi, Contoh & Gambar
Baik tumbuhan maupun hewan, keduanya tersusun atas sel-sel yang mempunyai perbedaan. Salah satu perbedaan keduanya dapat dilihat dari ukurannya, yaitu sel hewan lebih kecil dari sel tumbuhan.
Untuk memahami lebih rinci mengenai sel hewan meliputi pengertian, ciri, struktur, fungsi dan sebagainya, berikut adalah penjabaran yang dapat kita pelajari.
Daftar Isi
Pengertian Sel Hewan
Sel hewan adalah suatu bagian organel terkecil dengan selaput tipis yang di bagian dalamnya terdapat larutan koloid mengandung senyawa kimia. Sel ini memiliki sejumlah keunggulan, salah satunya mampu menduplikasi diri secara mandiri melalui proses pembelahan.
Di dalam sel terdapat senyawa yang penting untuk proses pembelahan dan juga fotosintesis, yaitu karbohidrat dan lipid. Diketahui, karbohidrat sangat berguna dalam proses fotosintesis. Sementara lipid berfungsi sebagai cadangan makanan, seperti lemak dan juga minyak.
Selain itu, terdapat pula protein yang berperan dalam proses metabolisme tubuh hewan maupun tumbuhan, serta asam nukleat yang merupakan senyawa dengan peranan cukup penting dalam proses sintesis protein.
Struktur, Bagian dan Fungsi Sel Hewan
Secara garis besar, sel hewan dan sel tumbuhan adalah sama. Baik berdasarkan struktur, tipe enzim, dan juga bahan genetiknya. Bahkan, keduanya memiliki tipe sel yang beragam.
Nah, berikut ini beberapa struktur dan fungsi sel hewan yang perlu kita ketahui, antara lain:
1. Membran Sel
Membran sel merupakan pembungkus sel yang berada bagian luar dan tersusun dari protein (lipoprotein), lemak (lipid), dan juga kolesterol. Bagian ini memiliki peranan cukup penting dalam mengatur mineral dan nutrisi yang ada di dalam ataupun di luar sel.
Organel membran sel ini diketahui memiliki beragam fungsi penting, seperti mengatur keluar masuknya nutrisi dan mineral, serta sebagai pembungkus ataupun pelindung sel. Adapun fungsi lainnya adalah sebagai penerima rangsangan dari luar dan sebagai tempat berlangsungnya berbagai reaksi kimia.
2. Sitoplasma
Perlu diketahui, sitoplasma merupakan bagian sel berupa cairan berbentuk layaknya gel. Organel ini memiliki dua proses fase bentuk, yaitu fase sol (padat) dan fase gel (cair). Cairan sitoplasma dapat ditemukan di dalam nukleus dan disebut dengan istilah nukleoplasma.
Sitoplasma ini bersifat koloid komplek yang artinya tidak cair, tapi juga tidak padat. Sitoplasma mampu berubah-ubah bentuk tergantung konsentrasi air yang terkandung di dalamnya.
Pada dasarnya, apabila konsentrasi air rendah, maka sitoplasma akan berubah menjadi padat lembek. Sementara saat mengandung air dengan konsentrasi tinggi, maka gel akan berubah menjadi lebih encer sehingga disebut sol.
Organel sitoplasma berperan sebagai sumber bahan kimia sel dan juga tempat berlangsungnya metabolisme sel hewan.
3. Retikulum endoplasma
Berikutnya adalah retikulum endoplasma yang merupakan organel berbentuk benang-benang pada bagian inti sel. Retikulum endoplasma terbagi menjadi dua, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus.
Retikulum endoplasma kasar mempunyai kemampuan melekat pada ribosom, sementara retikulum endoplasma halus tidak melekat pada ribosom.
Fungsi organel retikulum endoplasma adalah sebagai sintesis protein dan juga tempat pengangkut sintesis steroid serta lemak. Selain itu, retikulum endoplasma juga berperan dalam membantu detoksifikasi sel-sel berbahaya di dalam sel dan sebagai tempat untuk menyimpan fosfolipid, steroid, dan glikolipid.
4. Mitokondria
Bagian dari sel hewan berikutnya adalah mitokondria yang merupakan organel terbesar sebagai mesin dalam sel. Organel ini memiliki dua bagian lapis membran berlekuk yang disebut dengan istilah kritas. Di dalam mitokondria, glukosa dan oksigen saling bekerja sama untuk membentuk energi yang dibutuhkan.
Tentu saja, proses tersebut merupakan bagian dari proses metabolisme tubuh dan aktivitas seluler sehingga mitokondria juga disebut sebagai The Power House. Mitokondria yang berbentuk tunggal disebut dengan mitokondrion yang mampu mengubah energi kimia menjadi energi lainnya.
Jika disimpulkan, maka mitokondria ini berfungsi untuk alat respirasi seluler dan penghasil energi dalam bentuk ATP.
5. Mikrofilamen
Mikrofilamen adalah organel sel yang terbentuk dari protein aktin dan juga myosin. Mikrofilamen nyaris serupa dengan mikrotubulus, namun memiliki perbedaan tekstur dan ukuran.
Mikrofilamen mempunyai tekstur lebih lembut dengan diameter lebih kecil. Fungsinya sebagai pergerakan sel, eksotisotis, dan endositosis.
6. Lisosom
Lisosom merupakan kantong terikat pada membran berisi kandungan enzim hidrolitik. Lisosom terletak pada sel eukariotik, bagian ini berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler dalam kondisi apapun.
Lisosom berfungsi untuk mengontrol pencernaan intraseluler, mencerna materi menggunakan fagositosis, menghancurkan organel sel yang telah rusak, dan memasukkan makro molekul dari luar menuju ke dalam sel melalui mekanisme endositosis.
7. Peroksisom
Peroksisom atau dikenal juga sebagai badan mikro merupakan organel berkantong kecil berisi enzim katalase. Fungsinya untuk menguraikan peroksida (H2O2) atau metabolisme yang bersifat racun dan mengubah lemak menjadi karbohidrat. Organel peroksisom ini bisa ditemukan pada bagian sel hati dan juga ginjal.
8. Ribosom
Ribosom adalah organel sel yang memiliki tekstur padat dengan ukuran kecil, yaitu diameter sekitar 20 nm. Organel ini terdiri dari 65% RNA ribosom dan 35% protein ribosom atau ribonukleoprotein. Ribosom pada sel hewan menerjemahkan RNA untuk membentuk rantai polipeptida atau protein dengan menggunakan asam amino saat proses translasi.
Ribosom terikat pada retikulum endoplasma kasar atau membran inti sel yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses sintesis protein.
9. Sentriol
Sentriol merupakan struktur organel yang berbentuk tabung pada sel eukariota. Organel ini berperan penting dalam proses pembelahan sel dengan membentuk benang spindel dan pembentukan silia, serta flagela. Bukan hanya itu, sepasang sentriol juga dapat membentuk suatu struktur gabungan yang disebut dengan sentrosom.
Organel sel berikutnya adalah mikrotubulus yang terletak di dalam sitoplasma. Mikrotubulus juga bisa ditemukan pada sel eukariot yang berbentuk silindris panjang berongga. Organel ini memiliki diameter sekitar 12 nm dan diameter luar sekitar 25 nm.
Mikrotubulus terdiri dari beberapa molekul berbentuk bulat protein globular yang disebut dengan tubulin. Dalam posisi tidak sadar, organel ini mampu bergabung untuk membentuk silindris yang berongga pada kondisi tertentu. Tidak hanya itu, mikrotubulus juga bersifat kaku yang tidak bisa diubah-ubah bentuknya.
Berdasarkan definisi tersebut, mikrotubulus berfungsi untuk melindungi sel, memberi bentuk sel, dan membentuk silia, flagela, serta sentriol.
11. Badan Golgi
Badan golgi atau juga dikenal dengan sebutan aparatus golgi merupakan organel yang berkaitan dengan fungsi ekskresi sel hewan. Posisinya tepat berada pada sel eukariotik yang berperan dalam proses ekskresi, seperti ginjal. Bentuknya seperti kantong pipih dengan ukuran bervariasi dan terikat oleh membran. Setiap sel hewan memiliki sekitar 10-20 badan golgi.
12. Nukleus
Nukleus adalah organel terkecil yang mengatur sekaligus mengendalikan aktivitas sel hewan. Proses ini dimulai dari metabolisme sampai pembelahan sel. Nukleus mengandung materi genetik yang berbentuk DNA linear panjang membentuk kromosom.
Organel ini bisa ditemukan pada sel eukariotik yang terdiri dari beberapa bagian, seperti membran inti, nukleoplasma, kromosom, dan nukleus.
13. Nukleolus
Nukleolus adalah organel yang ada pada inti sel atau nukleus. Fungsinya untuk membentuk protein menggunakan RNA atau asam ribonukleat.
14. Nukleoplasma
Nukleoplasma memiliki tekstur padat di dalam inti sel atau nukleus. Di dalamnya terkandung serat kromatin padat dan membentuk kromosom. Selain itu, nukleoplasma bertanggung jawab membawa informasi genetika.
15. Membran Inti
Membran inti adalah elemen struktural utama nukleus yang membungkus keseluruhan organel sel hewan. Di samping itu, organel ini berperan sebagai pemisah antara sitoplasma dan daerah inti.
Membran inti bersifat non-permeable atau tidak bisa dilalui semua zat, baik padat ataupun cair sehingga sebagian besar molekul yang membuat nukleus membutuhkan adanya pori inti.
Mikroskop atau disebut sebagai “mikroskopik”, “microscope” atau “alat pengamat” berasal dari bahasan yunani yaitu Micro yang berarti kecil, dan Scopein yang berarti melihat. Secara umum, mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat objek dengan ukuran kecil, karena sangat kecil nya objek yang diamati sehingga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Beberapa objek yang biasa diamati menggunakan mikroskop diantaranya mikro organisme, jaringan (tumbuhan atau hewan) hingga bakteri. Jika anda sedang belajar mengenai mikroskop dan membutuhkan gambar-gambar mikroskop, silahkan klik link berikut : gambar mikroskop
Dalam hal lain, mikroskop adalah alat laboratorium yang menggunakan lensa tunggal untuk perbesaran, seperti kaca pembesar sedangkan mikroskop majemuk menggunakan beberapa lensa untuk meningkatkan perbesaran suatu objek. Alat ini menggunakan lensa untuk memperbesar objek melalui perbesaran sudut saja, memberikan pemirsa gambar virtual yang diperbesar tegak. Penggunaan lensa cembung tunggal atau kelompok lensa ditemukan pada alat perbesaran sederhana seperti kaca pembesar, pembesar, dan lensa okuler untuk teleskop dan mikroskop. Ini sebenarnya adalah lensa cembung dengan panjang fokus kecil, yang digunakan untuk melihat gambar benda kecil yang diperbesar.
Pengertian Mikroskop menurut Wikipedia
“Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat secara kasat mata. Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat ditemukan hampir diseluruh laboratorium untuk dapat mengamati organisme berukuran kecil (mikroskopis). Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata”
Pengertian Mikroskop menurut Portal-ilmu.com
“Pengertian mikroskop bisa dipahami sebagai alat optik yang berguna untuk alat bantu dalam melihat dan mengamati benda -benda yang ukurannya sangat kecil sehingga tidak mampu dilihat dengan hanya mata telanjang. Jadi, secara sederhana mikroskop adalah alat bantu untuk melihat benda -benda berukuran sangat kecil, atau mikro”
Pengertian Mikroskop menurut Rumus.co.id
“Mikroskop adalah alat yang di gunakan sebagai pembesar. Biasanya mikroskop di gunakan untuk penelitian. Untuk melihat partikel kecil atau gambar yang berukuran kecil (mikro) alat ini sangat berguna, karena alat ini memiliki sekitar 10x lebih besar melihat dari gambar aslinya”
Nah, dari beberapa pengertian tentang alat diatas, tentu kita bisa menarik kesimpulan. Mikroskop adalah sebuah alat yang digunakan untuk melihat benda atau objek yang ukurannya kecil, bahkan sangat kecil, agar terlihat lebih besar dan bisa dilakukan pengamatan terhadap objek tersebut.
Jika kita mengacu pada pengertian mikroskop menurut rumus.co.id, sebetulnya mikroskop memiliki fitur utama berupa perbesaran objek. Nah, perbesaran inilah yang mempermudah kita melihat objek dengan ukuran sangat kecil (mikro). Perbesaran yang umum pada alat pengamat dipasaran adalah 4x, 10x, 40x dan 100x perbesaran.
Biasanya ketika kita membicarakan tentang mikroskop sangat erat kaitannya dengan kata “mikroskopis”, apa sih mikroskopis itu?
Mikroskopis adalah sebuah pengertian yang menjelaskan suatu sifat objek yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang karena ukurannya yang kecil. Untuk melihat suatu objek biasanya dibutuhkan alat bantu berupa kaca pembesar, atau bahkan alat pengamat itu sendiri.
Kalau seandainya saya perlihatkan beberapa gambar, apakah kalian bisa menebak gambar apakah ini? Mungkinkah ini sebuah objek yang diamati dengan menggunakan mikroskop?
Nah, dari pengertian di atas mungkin kalian sudah ada gambaran mengenai pengertian mikroskop dan sifat mikroskop pada suatu objek.
Sejarah Mikroskop
History of microscope atau sejarah mikroskop, kira-kira berawal dari mana ya? Apakah mungkin mikroskop berawal dari kaca pembesar yang dirangkai sedemikian rupa sehingga meningkatkan fungsinya untuk mengamati objek dengan ukuran yang kecil.
Menggiling kaca untuk kacamata dan kaca pembesar adalah hal biasa selama abad ke-13. Pada akhir abad ke-16 beberapa pembuat lensa Belanda merancang perangkat yang memperbesar objek, tetapi pada tahun 1609 Galileo Galilei menyempurnakan perangkat pertama yang dikenal sebagai mikroskop. Pembuat kacamata Belanda Zaccharias Janssen dan Hans Lipperhey tercatat sebagai orang pertama yang mengembangkan konsep alat yang majemuk. Dengan menempatkan berbagai jenis dan ukuran lensa di ujung tabung yang berlawanan, mereka menemukan bahwa benda-benda kecil diperbesar.
Perancangan Lensa Mikroskop
Kemudian pada abad ke-16, Anton van Leeuwenhoek mulai memoles dan menggiling lensa ketika ia menemukan bahwa lensa berbentuk tertentu meningkatkan ukuran gambar. Lensa kaca yang ia ciptakan bisa memperbesar objek berkali-kali. Kualitas lensanya memungkinkan dia, untuk pertama kalinya dalam sejarah, melihat banyak hewan, bakteri, dan detail rumit dari objek umum. Leeuwenhoek dianggap sebagai pendiri studi alat pengamat dan memainkan peran penting dalam pengembangan teori sel.
Pengembangan Lensa Akromatik
Mikroskoptelah digunakan selama lebih dari 100 tahun sebelum perbaikan besar berikutnya dikembangkan. Awal menggunakan alat ini bisa dibilang cukup sulit. . Cahaya dibiaskan saat melewati lensa dan mengubah tampilan gambar. Ketika lensa akromatik dikembangkan untuk digunakan dalam kacamata oleh Chester Moore Hall pada tahun 1729, kualitas alat meningkat. Dengan menggunakan lensa khusus ini, banyak orang akan terus meningkatkan ketajaman visual mikroskop.
Peningkatan Mekanik Mikroskop
Selama abad ke-18 dan ke-19, banyak perubahan terjadi baik pada desain housing maupun kualitas mikroskop. Mikroskop menjadi lebih stabil dan lebih kecil. Perbaikan lensa memecahkan banyak masalah optik yang umum terjadi pada versi sebelumnya. Sejarah alat pengamat ini melebar dan berkembang dari titik ini dengan orang-orang dari seluruh dunia mengerjakan peningkatan serupa dan teknologi lensa pada saat yang bersamaan.
August Kohler dikreditkan dengan menemukan cara untuk memberikan penerangan pada alat yang seragam yang memungkinkan spesimen untuk difoto. Ernst Leitz menemukan cara untuk memungkinkan perbesaran yang berbeda menggunakan satu mikroskop dengan meletakkan beberapa lensa pada menara bergerak di ujung tabung lensa. Mencari cara untuk memungkinkan lebih banyak warna spektrum cahaya terlihat, Ernst Abbe merancang alat pengamat ini yang dalam beberapa tahun akan memberi Zeiss alat untuk mengembangkan jenis ultraviolet.
Teknologi Modern Meningkatkan Mikroskop
Penemuan alat pengamat ini memungkinkan para ilmuwan dan cendekiawan untuk mempelajari makhluk mikroskop di dunia di sekitar mereka. Ketika mempelajari sejarah alat pengamat ini, penting untuk dipahami bahwa sampai makhluk yang berukuran sangat kecil ini ditemukan, penyebab penyakit dan penyakit diteorikan tetapi masih menjadi misteri.
Mikroskop memungkinkan manusia untuk melangkah keluar dari dunia yang dikendalikan oleh hal-hal yang tidak terlihat dan masuk ke dunia di mana agen penyebab penyakit terlihat, diberi nama dan, seiring waktu, dicegah. Charles Spencer menunjukkan bahwa cahaya mempengaruhi bagaimana gambar dilihat. Butuh lebih dari seratus tahun untuk mengembangkan alat pengamat ini yang bekerja tanpa cahaya.
Tipe elektron pertama dikembangkan pada tahun 1930-an oleh Max Knoll dan Ernst Ruska. Tipe elektron dapat memberikan gambar partikel terkecil tetapi tidak dapat digunakan untuk mempelajari makhluk hidup. Pembesaran dan resolusinya tak tertandingi oleh mikroskop cahaya.
Apa sih fungsi mikroskop ? Kalau kalian sebelumnya telah membaca pengertian tentang mikroskop, tentu sudah ada gambaran tentang fungsi alat pengamat ini secara umum. Gambaran umum atau fungsi utama dari alat ini adalah untuk melihat benda dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Nah… kira-kira apa saja objek yang biasa dilihat dengan mikroskop ? Berikut adalah beberapa objek berukuran sangat kecil yang biasa diamati dengan mikroskop :
Jaringan pada hewan
Jaringan pada tumbuhan
Virus
Bakteri
Protozoa
Berdasarkan pada sumber cahayanya sebetulnya mikroskop dibagi menjadi 2 jenis, yakni tipe cahaya dan tipe elektron. Trus apa sih perbedaan antara mikroskop cahaya dan mikroskop elektron ?
Mikroskop cahaya merupakan jenis alat pengamat yang memanfaatkan cahaya (alami atau buatan) sebagai sumber energi untuk memperbesar bayangan objek, sedangkan jenis elektron merupakan jenis alat pengamat yang memanfaatkan elektron sebagai sumber energi untuk memperbesar bayangan objek.
Beberapa jenis alat laboratorium ini yang mungkin anda perlu ketahui fungsi dan aplikasi penggunaannya seperti tipe monokuler, tipe binokuler dan tipe trinokuler.
Prinsip Kerja Mikroskop
Umumnya mikroskop bekerja berdasarkan prinsip bahwa ketika sebuah benda kecil ditempatkan di dalam fokusnya, bayangan benda maya, tegak, dan diperbesar akan terbentuk pada jarak paling jauh dari penglihatan yang jelas dari mata yang dipegang dekat dengan lensa.
Jenis mikroskop pada umumnya dibagi menjadi 2, yakni: tipe cahaya (mikroskop optic) dan tipe elektron. Sedangkan jika mengacu pada istilah jenis-jenis mikroskop yang ada dipasaran tentu menjadi sangat luas, beberapa jenis mikroskop yang mungkin istilahnya familiar di telinga kita diantaranya :
Nah, jadi banyak ya. Supaya mudah dipahami mari kita urai jenis-jenis mikroskop satu per satu.
Mikroskop cahaya
mikroskop cahaya merupakan jenis alat pengamat yang menggunakan cahaya sebagai sumber energi untuk memperbesar ukuran objek untuk diamati. Cahaya yang digunakan bisa menggunakan cahaya alami seperti matahari atau cahaya buatan seperti lampu. Cahaya ini juga dibantu oleh lensa untuk memfokuskan pada objek yang akan diamati.
Beberapa jenis nya yang beredar di pasaran memiliki perbesaran yang hampir sama, yakni:
4 kali perbesaran
10 kali perbesaran
40 kali perbesaran
100 kali perbesaran
Mikroskop monokuler
Mikroskop monokuler merupakan jenis alat pengamat yang masuk ke dalam kategori mikroskop cahaya. Tipe alat ini menggunakan 1 lensa okuler untuk mengamati objek yang diletakan pada meja preparat. Jenis monokuler sepertinya merupakan jenis alat pengamat dengan desain pertama kali ditemukan, karena jika dilihat dari bentuknya masih terlihat jadul dan ketinggalan zaman. Tipe monokuler biasanya digunakan untuk mengamati objek dengan satu mata saja. Untuk membedakan antara tipe monokuler, binokuler dan trinokuler silahkan lihat gambar berikut.
Mikroskop binokuler
Mikroskop binokuler merupakan jenis alat pengamat dengan tipe cahaya seperti pada tipe monokuler, yang membedakannya adalah jumlah lensa okuler yang berjumlah 2. Jika pada monokuler hanya terdapat satu lensa okuler, pada tipe binokuler terdapat dua lensa okuler, itulah yang menyebabkan disebut “bi” diaartikan “dua”. Jika anda sebagai seorang laboran dan diminta untuk melihat objek dengan satu mata atau dua mata, tentu anda akan memilih melihat dengan dua mata, kenyamanan melihat objek dengan dua mata menjadikan binokuler pilihan yang tepat untuk pengguna laboratorium.
Mikroskop trinokuler merupakan jenis alat pengamat dengan tipe cahaya, jika pada tipe monokuler hanya bisa diamati dengan satu mata, binokuler dengan dua mata, maka trinokuler bisa dipasangkan kamera sehingga bisa diamati menggunakan monitor. Bayangkan jika anda seorang tenaga pengajar yang ingin menjelaskan gambaran suatu objek yang diamati dengan menggunakan alat pengamat ini, apa perlu satu persatu siswa melihat ke alat pengamat secara bergantian, dengan bantuan kamera dan proyektor tentu akan lebih mudah dalam proses mempresentasikan objek tersebut.
Mikroskop elektron
Mikroskop elektron merupakan jenis alat pengamat dengan bekerja dengan menggunakan sumber energi dari elektron untuk memperbesar bayangan objek. Alat jenis ini menggunakan medan magnet sebagai pengganti lensa untuk mempusatkan energi pada objek yang diamati. Jika pada tipe cahaya perbesaran yang umum adalah 100 kali perbesaran, maka pada tipe elektron jumlah perbesaran bisa hingga 2 juta kali perbesaran baik menggunakan metode elektro statik maupun elektro magnetik. Jika berbicara tentang tipe elektron kita mungkin akan menemui dua istilah pada jenis mikroskop ini, sebagai berikut :
Scanning Electron Microscope (SEM)
Transmission Electron Microscope (TEM)
Bagian Bagian Mikroskop
Mikroskop sejak awal ditemukannya merupakan sebuah lensa cembung dengan fungsi seperti kaca pembesar. Seiring dengan perkembangannya, desain alat ini menjadi sangat baik sehingga bisa digunakan dengan mudah oleh para penggunannya. Apa saja sih bagian dari alat pengamat? Pada point ini kita akan membahas bagian-bagian pada alat pengamat, supaya lebih mudah silahkan lihat gambar ilustrasi ya.
Bagian-bagian pada mikroskop:
Lensa okuler
Lensa Objektif
Revolver
Meja Preparat atau sample
Jepit Preparat
Kaki Penyangga
Diafragma
Lengan Mikroskop
Skala Preparat atau sample
Makrometer vertical
Mikrometer vertical
Makrometer horizontal
Mikrometer horizontal
Tuas pengatur kecerahan
Switch button
Masing-masing bagian pada mikroskop tentu memiliki fungsinya. Apa saja fungsi dari masing-masing bagian tersebut? Berikut penjelasannya:
Lensa Okuler Mikroskop
Lensa Okuler merupakan lensa yang terletak pada bagian atas alat, biasanya lensa okuler merupakan lensa yang paling dekat dengan mata observer (pengamat). Perlu diketahui, Lensa okuler berfungsi untuk membentuk bayangan nyata dari lensa objektif. Jumlah lensa okuler pada tipe monokuler berjumlah satu, sehingga hanya bisa dilihat menggunakan sebelah mata. Sedangkan jumlah lensa okuler pada tipe binokuler berjumlah dua, sehingga pengamatan dengan dua mata menjadi lebih nyaman.
Lensa Objektif Mikroskop
Lensa Objektif merupakan lensa yang terletak dekat dengan objek(sample) yang akan diamati. Selain itu, lensa objektif ini membentuk bayangan nyata dari suatu objek, letak lensa objektif biasanya terpasang pada revolver dengan jumlah tiga atau empat buah, tergantung jenis alatnya.
Revolver Mikroskop
Revolver merupakan tuas penyangga untuk lensa objektif, secara umum tugas revolver digunakan untuk mempermudah setting nilai pengamatan dari sebuah alat pengamat ini. Pada point sebelumnya telah dijelaskan jika alat pengamat yang umum memiliki perbesaran 4x, 10x, 40x dan 100x.
Meja Preparat Mikroskop
Meja preparat merupakan bidang kecil pada alat tersebut yang digunakan untuk meletakan sample yang akan diamati. Biasaya pada meja preparat terdapat capit tau klip yang digunakan untuk memegang sample agar tidak mudah bergeser.
Kaki Penyangga Mikroskop
Kaki penyangga merupakan fitur tambahan pada alat penagmat ini, fitur ini biasanya tidak selalu tersedia pada mikroskop jadul. Fungsi dari kaki penyangga ini ialah untuk penyangga microscope jika diletakan pada bidang yang tidak datar. Cara menggunakan fitur ini ialah dengan memutarnya hingga alat berada di posisi yang datar dan stabil.
Diafragma Mikroskop
Diafragma merupakan salah satu komponen di bagian alat yang terletak pada bagian bawah meja preparat, fungsi dari diafragma ini ialah menentukan jumlah cahaya yang masuk atau difokuskan ke sample.
Lengan Mikroskop
Bagian ini merupakan salah satu bagian penting dari alat pengamat, fungsibagian ini ialah sebagai rangka atau frame alat itu sendiri. Perlu diketahui, Lengan ini juga memudahkan penggunakan untuk memindahkan alat pengamat tersebut dari satu tempat ke tempat lain, tanpa harus memegang lensa-lensa secara langsung.
Skala Preparat Mikroskop
Skala preparat merupakan fitur tambahan pada meja preparat, fungsi ini sebetulnya tidak selalu tersedia pada setiap mikroskop dan bersifat optional. Pada kenyataannya skala preparat ini digunakan untuk memudahkan penempatan sample sebelum diamati.
Makrometer dan Mikrometer Mikroskop
Makrometer atau Mikrometer merupakan tuas putar yang tersedia pada alat laboratorium ini, tuas ini biasanya memiliki fitur vertical maupun horizontal. Fungsi dari makrometer dan micrometer ini adalah untuk memfokuskan lensa pada objek yang diamati baik itu secara vertikal maupun secara horizontal. Makrometer bersifat besar, dan mikrometer bersifat kecil.
Tuas Pengatur Kecerahan
Tuang pengatur kecepatan merupakan sebuah potensiometer yang dihubungkan ke bola lampu pada alat pengamat ini, fungsi dari tuas ini ialah untuk mengatur kecerahan cahaya yang dihasilkan untuk mengamati objek. Tuas ini berhubungan dengan diafragma untuk memfokuskan cahaya pada objek yang diamati.
Berikut adalah tahapan cara menggunakan mikroskop secara umum , yaitu:
Letakan alat pada meja yang datar dan stabil, pastikan meja kokoh dan tidak mudah goyah.
Jika alat laboratorium ini menggunakan sumber listrik untuk media pengamatan objek, pastikan kabel alat menjangkau sumber listrik dan hubungkan.
Sediakan objek yang akan diamati dengan mikroskop dan letakan dekat dengan alat
Longgarkan terlebih dahulu makrometer supaya penempatan objek pada meja preparat bisa dilakukan dengan mudah.
Preparasi sample atau objek yang akan diamati dengan alat ini lalu letakan pada meja preparat dan jepit.
Putar revolver untuk memilih perbesaran yang dibutuhkan (4x, 10x, 40x atau 100x) untuk mengamati objek.
Nyalakan lampu untuk mengamati objek pada meja preparat, jika anda menggunakan alat pengamat dengan pencahayaan alami(cahaya matahari) anda perlu melakukan setting cermin untuk memfokuskan cahaya pada objek.
Mulai amati objek yang telah ditempatkan pada meja preparat, jika anda menggunakan tipe monokuler, anda hanya bisa mengamati dengan salah satu mata. Jika anda menggunakan tipe binokuler anda bisa mengamati dengan kedua mata.
Beberapa jenis alat laboratorium ini memiliki beberapa makrometer dan mikrometer pada satu unit alat, hal ini memudahkan anda dalam mengamati objek.
Putar makrometer atau mikrometer pada pada preparat (geser kanan-kiri) untuk menempatkanya pada posisi yang sesuai.
Putar makrometer atau micrometer pada lengan mikroskop(geser atas-bawah) untuk memfokuskan objek yang sedang diamati.
Alat pengamat yang baik memiliki fitur lampu yang bisa di atur tingkat kecerahannya(terang-redup).
Aturlah revolver lensa untuk memilih perbesaran yang diinginkan, pastikan ketika mengatur revolver lensa perbesaran, jarak antara meja preparat dengan lensa objektif cukup jauh, sehigga tidak terjadi gesekan antara keduanya.
Seiring dengan seringnya menggunakan alat laboratorium ini, tentu kita akan lebih mahir memainkan instrument-instrument pada alat laboratorium tersebut, namun tetaplah berhati-hati dalam menggunakannnya.
Pemeliharaan dan perawatan mikroskop tentu menjadi hal yang vital dalam upaya menekan pembelian alat atau instrument laboratorium. Sekalipun alat pengamat tersebut bukan merupakan instrument yang sangat mahal harganya, tentu dengan penggunaan yang wajar, pemeliharaan dan perawatan secara berkala akan meningkatkan lama waktu pakai. Apa saya tips yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perawatan nya, berikut hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan dan perawatan, yaitu:
Pastikan menempatkan alat pengamat ini pada meja datar, kokoh dan stabil untuk menghindari guncangan.
Tempatkan alat pada ruangan yang kering dan memiliki suhu ruangan. Tidak lembab dan tidak terlalu panas disiang hari untuk menghindari timbulnya jamur pada bagian lensa.
Matikan lampu pada alat jika sudah tidak digunakan, dan putuskan hubungan listrik dengan cara mencabut kabel power dari stop kontak listrik.
Tutup alat dengan kain penutup, jika wilayah sekitar laboratorium menimbulkan debu berlebih.
Selalu bersihkan alat setelah anda menggunakannya, untuk menghindari noda ataupun jamur.
Gunakan alat laboratorium secara bijak, lakukan pengamatan objek dengan cara yang hati-hati. Baik saat memutar revolver untu memilih lensa objektif, maupun ketika memurat makrometer dan micrometer.
Pastikan mencopot seluruh bagian alat jika ingin dibawa dalam jarak yang cukup jauh, untuk menghindari kerusakan komponen. Akan lebih mudah jika anda tetap menyimpan packaging (dus) mikroskop untuk kemudahan saat alat akan dibawa bepergian.
Spesifikasi mikroskop untuk masing-masing pengguna tentu berbeda beda. Sebut saja alat ini untuk kalangan pelajar, tentu berbeda dengan alat pengamat untuk kalangan mahasiswa, berbeda pula dengan yang digunakan oleh para ahli. Mungkin saja pelajar cukup dengan tipe monokuler, tapi para ahli mungkin perlu tipe binokuler, trinokuler atau bahkan tipe elektron.
Pada point ini kita akan membahas spesifikasi alat yang tepat untuk kalangan pelajar atau mahasiswa, berikut merupakan salah satu spesifikasi tipe binokuler yang tepat untuk kalangan pelajar dan mahasiswa:
Mikroskop Kruss Type MBL 2000
Merupakan alat pengamat yang binokuler yang tepat untuk berbagai keperluan, seperti:
Pemeriksaan makanan herbal dan bahan makanan
Dalam bidang biologi: mengidentifikasi struktur sel hewan atau tumbuhan
Gemmologi dan Earth Sciences: mengidentifikasi dan mengklasifikasikan mineral dan batuan, analisis batu permata
Material research
Forensik : menganalisa dan mengidentifikasi barang palsu
Kedokteran: Pemeriksaan kulit dan sel, tes darah
Lingkungan: Analisis air (hidrobiologi) di perairan dan instalasi pengolahan limbah
Achromatic 4x 0.10 NA 17.04 mm working distance 10x 0.25 NA 8.05 mm working distance 40x 0.65 NA 0.32 mm working distance 100x 1.25 NA 0.13 mm working distance
EYEPIECES
10x, focal length 25 mm
CONDENSER
Double lens ABBE Condenser, NA 1.25, with centering, height adjustment and filter holder
ILLUMINATION
6 V 20 W (or 30 W) halogen bulb with brightness control. LED for models with the description LED
MICROSCOPE STAGE
With 0.1 mm increment memory scale, left-right range of movement 74 mm, forwards – backwards 30 mm.
STAND
Made of metal with coaxial coarse/fine knob with a range of 30 mm each. The right coarse adjustment knob comes with a mobility adjustment, the left coarse adjustment knob comes with a quick focusing adjustment
ACCESSORIES
Iris diaphragme, pivoting filter holder, height adjustment, glass filters in blue, yellow and green
Cara Memfokuskan Mikroskop
Cara yang tepat untuk memfokuskan alat ini adalah mulai dengan lensa objektif berkekuatan terendah terlebih dahulu dan sambil melihat dari samping, putar lensa ke bawah sedekat mungkin dengan spesimen tanpa menyentuhnya.
Sekarang, lihat melalui lensa okuler dan fokus ke atas hanya sampai gambarnya tajam.
Jika alat pengamat tersebut tidak bisa fokus, ulangi prosesnya lagi. Setelah gambar tajam dengan lensa berdaya rendah, anda seharusnya cukup mengeklik lensa berdaya berikutnya dan melakukan sedikit penyesuaian dengan kenop fokus.
Jika alat yang anda memiliki penyesuaian fokus yang baik, cukup memutarnya sedikit. Lanjutkan dengan lensa objektif berikutnya dan fokus halus setiap kali.